Jumat, 04 September 2009

Cerita Rakyat Jawa Timur

"BAWANG MERAH DAN BAWANG PUTIH"

Bawang putih adalah gadis yang sudah tak punya ibu dan bapak. Ia hidup bersama ibu tirinya yang juga punya anak seusia dengannya. Ia selalu dibebani pekerjaan yang berat-berat, misalnya mengambil air dari sumber air yang jaraknya cukup jauh dari rumah.

Sementara saudara tirinya, yaitu Bawang Merah, tidak pernah disuruh bekerja membantu ibunya. Bawang Putih juga diperintah mencari ranting-ranting kayu bakar untuk menanak nasi dan memasak. Namun gadis ini tak pernah mengeluh.

Ia jalani hidup ini dengan tabah, walaupun kadang ia juga merasa diperlakukan tidak adil oleh ibu tirinya. Seperti memberi makan ayam harus dia yang melakukan, padahal itu pekerjaan mudah dan Bawang Merah pun pasti bisa melakukannya.

Ia juga yang harus menyapu dan menimbun sampah di belakang rumah. Karena sering bergerak tanpa disadari, tubuh Bawang Putih semakin sintal dan seha. Kecantikannya tidaklah berkurang karena kesibukannya mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah.

Sementara Bawang Merah dibiarkan begitu saja. Apabila ada kesalahan sedikit saja Bawang Putih selalu dimarahi habis-habisan oleh ibu tirinya.

"Ingat jangan ulangi kesalahanmu, dasar gadis bodoh! Jelek!" bentak ibu tirinya suatu hari.

Bawang Merah setiap harinya hanya bersolek. Ia berusaha berdandan sebaik-baiknya. Namun diam-diam ia harus mengakui bahwa Bawang Putih ternyata jauh lebih cantik daripada dirinya. Padahal Bawang Putih tidak pernah bersolek secara berlebihan seperti Bawang Merah.

Seperti biasa setiat hari Bawang Putih diperintah mencuci pakaian-pakaian kotor yang jumlahnya cukup banyak. Karena kebaikan dan ketulusan hatinya, ada seekor ikan mas ajaib yang membantunya. Begitu pakaian dicelupkan ke dalam air, seketika itu juga pakaian itu menjadi bersih dengan sendirinya.

Melihat pekerjaan yang berat dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat, si ibu tiri menjadi curiga. Suatu ketika Bawang Merah disuruh mengamati dari jauh siapakah yang membantu pekerjaan si Bawang Putih.

"Oh, ternyata dia dibantu oleh ikan ajaib!" gumam Bawang merah. "Hem, aku ada akal untuk...."

Bawang Merah lalu menangkap ikan itu tanpa sepengetahuan Bawang Putih. Lalu ikan itu dibawa pulan, dimasak, dan ia bersama ibunya memakan habis dagingnya.

Hanya duri dan kepala ikan yang disisakan oleh ibu dan anak dengki itu. Mereka memberikan sisa ikan itu agar dimakan Bawang Putih. Tapi Bawang Putih tidak mau memakannya. Ia mengubur kepala dan duri ikan itu di halaman depan rumahnya. Tak beberapa lama tumbuh tanaman bunga yang indah.

Pada suatu hari ada Pangeran Kerajaan yang melintas di tempat itu. Pangeran sangat tertarik atas keindahan bunga yang sedang mekar di halaman rumah Bawang Putih.

Pangeran turun dari kudanya dan bertanya siapakah yang menanam bunga itu. Bawang Merah mengaku yang menanamnya. Tapi pangeran itu menggelengkan kepalanya, sebab ia sudah tahu siapa sesungguhnya yang menanam bunga itu.

Kemudian Pangeran itu berkata, "Kau telah makan ikan jelmaan diriku, tubuh kalian akan mengeluarkan sisik seperti ikan!"

Baru saja Pangeran berkata demikian, ibu dan anak yang jahat itu menjerit karena tubuhnya jadi bersisik, kemudian mereka lari karena malu. Sementara Bawang Putih diboyong ke istana untuk dijadikan istri sang Pangeran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar